Langkah Pemerintah Antisipasi Masuknya Varian Omicron hingga Persiapan Wisma Atlet Tambah Obat
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid 19 telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 23 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID 19). Hal tersebut disebabkan karena ditemukannya varian baru SARS CoV 2 B.1.1.529 dari Afrika Selatan yang telah menyebar ke beberapa negara. Oleh karena itu, untuk memproteksi Warga Negara Indonesia (WNI) maka pemerintah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang berlaku mulai, Senin (29/11/2021).
Sementara itu, terdapat beberapa negara yang dilarang masuk Indonesia buntut temuan varian Omricon ini. Selain itu, pemerintah juga menerapkan Instruksi Menteri dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 62 Tahun 2021 dan SE Nomor 24 Tahun 2021. Dua instruksi tersebut menekankan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level tiga selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk mencegah penularan Covid 19.
Pemberlakuan PPKM level tiga itu direncanakan akan berlangsung mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022. Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran menyatakan siap menghadapi varian Omicron yang sudah dinyatakan sebagai varian of concern. Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego dalam keterangannya, Selasa (30/11/2021).
“Dalam menghadapi varian Omicron yang sudah dinyatakan sebagai varian of concern, wisma atlet siap. Siap dalam hal personil dan peralatan medis dan obat obatan,” ucap Kolonel Mintoro. Dia lebih lanjut menuturkan RSD Wisma Atlet Kemayoran terdapat 97 ICU, dan saat ini hanya diisi oleh 7 pasien Covid 19. “Jadi sekarang ada 97 ICU, dan hanya diisi 7 pasien. Dan punya 54 ventilator yang kita siapkan. Untuk obat kita siap untuk 4 bulan ke depan,” katanya.
Kolonel Mintoro menambahkan, selain personelnya siap untuk menghadapi varianomicron. RSD Wisma Atlet, sambungnya, juga telah memberikan pelatihan dasar bagi personelnya untuk menangani pasien ICU. “Personil kita standby kan, dan kita latih untuk pelatihan dasar ICU. Hingga saat ini ada 7.000 tempat tidur, jadi itu standby selalu,” ucap Kolonel Mintoro.
“Begitu pemerintah menyatakan untuk dibuka lagi, kita buka lagi semua tower.” Dalam keterangannya, Kolonel Mintoro mengatakan saat ini jumlah pasien di RSD Wisma Atlet ada 173 orang atau dengan tingkat keterisian 2,19 persen. “Hari ini pasien masuk empat, dinyatakan sembuh ada 11 orang. Ada penurunan 9 pasien diwisma atletini,” ujarnya.
Saat ini, sambung Kolonel Mintoro yang digunakan hanyalah tower 5 dan 6. Dengan identifikasi tower 5 untuk pasien Covid 19 bergejala ringan dan sedang sementara tower 6 untuk yang butuh perawatan intensif. “Yang digunakan di tower 5 dan 6, tower 5 untuk yang gejala tingan dan sedang, yang 6 untuk yang butuh perawatan intensif,” katanya. “Yang dirawat, 9 persen dari DKI, 1 persen dari luar DKI, 90 persen repatriasi.”
Seperti telah diberitakanKOMPAS TV, bahwanya terdeteksi ada Covid 19 varian baru atau Omicron yang ditemukan di Afrika. Saat ini dalam setidaknya, sudah lebih dari 10 negara terkonfirmasi transmisi komunitas varian baru tersebut. Pemerintah melalui Satgas Covid 19 pun sudah mengeluarkan surat edaran tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid 19.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memproteksi Warga Negara Indonesia (WNI) dari penularan Covid 19 varian Omicron. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tidak memungkiri bahwa perhatian dunia, termasuk Indonesia kini berfokus pada varian baru virus corona (Covid 19) Omicron. Varian yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan ini dianggap sebagai varian yang berbahaya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memasukkan varian ini ke dalam kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC), meskipun saat ini penelitian masih dilakukan terhadap Omicron. Budi Gunadi menjelaskan bahwa varian ini diduga lebih cepat menular dan menurunkan antibodi dari infeksi maupun vaksinasi. "Nah sekarang keluar omicron ini, kenapa cepat sekali dikategorikan sebagai varian berbahaya? jadi (diduga) lebih cepat transmisinya atau meningkatkan keparahan atau dia bisa mengelak imunisasi yang ada," ujar Budi Gunadi, dalam Podcast 'BGS: Kapan Covid 19 Berakhir?', Rabu (1/12/2021).
Ia menyampaikan bahwa varian baru ini hampir bisa dipastikan memiliki sifat penularan yang lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya, termasuk delta. Selain itu juga berpotensi kebal terhadap vaksin Covid 19 yang ada saat ini. "Nah si omicron ini, dia sudah hampir pasti ya, kemungkinan besar dia transmisinya lebih cepat. Kemungkinan besar dia bisa mengelak dari imunitas vaksinasi yang ada sekarang," jelas Budi Gunadi.
Kendati demikian, terkait tingkat keparahannya, Budi Gunadi menyebut ada kemungkinan varian omicron ini hanya menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian delta. "Nah cuma kemungkinan besar dia juga tidak lebih parah, atau (bersifat) lebih ringan dari delta," kata Budi Gunadi.